HUT 120 TAHUN KOTA BALIKPAPAN
SUGUHKAN BERBAGAI KEGIATAN & LOMBA
UNTUK MENGUNDANG PARTISIPASI
SEMUA KALANGAN
SEMUA KALANGAN
MAJALAH
BORNEO Online
– Tak lama lagi Hari Ulang Tahun (HUT) 120 Tahun Kota Balikpapan, tepatnya 10
Pebruari 2017 mendatang akan diperingati
oleh masyarakat Kota Balikpapan. Untuk memeriahkan suasana HUT Kota Balikpapan
tersebut, berbagai kegiatan menarik akan disuguhkan Pemkot Balikpapan yang
dipanitiai oleh pihak Kelurahan Gunung Sari Ilir bekerjasama dengan Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Gn. Sari Ilir serta dibawah Koordinasi
Camat Kantor Kecamatan Balikpapan Tengah.
Suwanto selaku
Sekretaris Panitia HUT Kota Balikpapan 2017 yang juga menjabat Sekretaris LPM, saat
ditemui media ini di kantor sekretariat LPM mengatakan “HUT Kota Balikpapan kali
ini kebetulan panitianya mendapat giliran Kecamatan Balikpapan Tengah. Tambah
Suwanto, ketua panitianya Bapak H.Andi Arif Agung, paparnya.
Menurut Suwanto,
pelaksanaan kegiatan HUT-120 Tahun Kota Balikpapan diselenggarakan mulai tangal
25-28 Pebruari dan tanggal 01 s/d 05 Maret 2017 mengambil tempat di Sepanjang Jl.R.Martadinata
depan Perumahan TNI Angkatan Laut mulai dari Simpang 3 Waduk Telaga Sari hingga
Simpang 3 Jl.Telagasari.
HUT Ke-120 Tahun
Kota Balikpapan 2017 dengan Tema: “ Kerja Nyata dan Kebersamaan, Untuk
Balikpapan Nyaman Dihuni” dengan Sub Tema: “Balikpapan Tengah Punya Cerita”. Menurut Suwanto Sub Tema ini sengaja diambil
karena pelaksanaan perayaan HUT Kota Balikpapan tahun 2017 yang dipanitiai
Kecamatan Balikpapan Tengah ini, selain kegiatannya terbaru dan berbagai kegiatan disuguhkan untuk mengundang
partisipasi berbagai kalangan masyarakat untuk mengikuti beberapa jenis
kegiatan lomba. Selain itu, tambah
Suwanto, perayaan HUT Kota Balikpapan dimulai dengan acara Istighosah dan Doa
Bersama yang dilanjutkan dengan kegiatan
lainnya seperti Jalan Sehat.
Diungkapkan
Suwanto, perayaan HUT Kota Balikpapan ke-120 Tahun di 2017 ini, berbagai
lapisan masyarakat akan dapat mengikuti kegiatan HUT ini mulai dari lomba
mewarnai bagi usia dini/TK, hingga
berbagai jenis lomba bagi usia SD, SMP, SLTA hingga Mahasiswa maupun kelompok masyarakat lainnya
seperti kegiatan lomba Panggung Arena Seni Budaya, Vokal Grup,
Marching Band, Modern Dance, Senam Yel-Yel, Supporter, Catur,
Rabbana, Lomba Tradisional.
Dari berbagai
kegiatan lomba HUT Kota Balikpapan tersebut diatas, diketahui media ini salah
satu yang akan sangat menarik perhatian dan minat masyarakat yang hadir selama
pelaksanaan kegiatan HUT, diperkirakan
mampu mengundang pertisipasi masyarakat Kota Balikpapan yang majemuk ini, yakni
dibukanya kegiatan lomba Kuliner Nusantara. Kuliner Nusantara dengan berbagai
jenis masakan tradisional hingga modern yang dapat dirasakan oleh setiap orang
yang hadir selama kegiatan HUT tersebut.
Menurut Suwanto,
berbagai masakan dan racikan kuliner nusantara yang ditampilkan oleh setiap
kelompok kuliner dan langsung diperjual-belikan di tempat acara. Dengan
demikian, makanan kuliner nusantara ini tentu bisa menjadi salah satu buah
tangan setiap pengunjung bagi anggota keluarganya di rumah, selain itu rasa
masakan kuliner yang menakjubkan akan bisa diceritakan kepada keluarga dan
sahabat.
Salah satu
kegiatan lomba yang tidak kalah menarik khusus bagi kalangan kaum pria mulai
dari remaja hingga dewasa dan lansia yang hobby lempar-tarik kail, yakni
disediakannya lomba memancing di Air Telaga-Telaga Sari yang sudah disediakan Pemkot
Balikpapan beberapa jenis ikan didalamnya.
Dari seluruh kegiatan Lomba Perayaan HUT Kota
Balikpapan ke-120 Tahun ini, masih ada kegiatan lain yang juga diperlombakan
yang beraroma Islami, namun hinmgga saat ini masih dirahasiakan oleh panitia.
Menurut Suwanto hal ini sengaja dirahasikan oleh panitia karena panitia
menginginkan semua informasi akan dibuka dari waktu ke waktu seiring dengan
semakin dekatnya waktu perayaan HUT. Atau dengan kata lain informasi tentang
kegiatan dan aturan lomba dibuka secara bertahap atau tidak diberitakan
sekaligus namun bertahap.
Selanjutnya,
diinformasikan Suwanto pendaftaran peserta seluruh lomba kegiatan HUT Kota
Balikpapan ini dibuka tgl 25 Januari 2017. (Mgdr) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mengakhiri Tahun
2016 Dua Petinggi TNI-Polri Daerah
Konferensi Pers
Secara Bersamaan
MAJALAH BORNEO Online –
Menjelang akhir tahun 2016, Kapolda Kaltim bersama Pangdam VI Mulawarman secara
bersama selenggarakan Konferensi Pers dengan para awak media cetak, televisi,
elektronik , online dan media sosial di ruang rapat Rupatama Mako Polda Kaltim.
Konferensi
Pers kali ini sedikit berbeda dari tahun-tahun
sebelumnya karena kali ini dua jenderal bintang dua petinggi
TNI-POLRI di daerah melakukan acara konferensi pers dalam satu even dan satu ruangan
tempat konferensi pers secara bersamaan, sehingga suasana konferensi pers kali
ini mengisyaratkan sebagai pertanda kekompakan serta terjalin kerjasama yang
baik petinggi TNI-POLRI di daerah.
Dalam
konferensi pers tersebut, pada sesi tanya-jawab antara wartawan dengan Kapolda
Kaltim Irjen Pol Drs. Safaruddin bersama
Pangdam VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Johny Lumban Tobing,
semua pertanyaan dijawab langsung oleh
Kapolda dan Pangdam sehingga selain menjadikan
suasana akrab, tampak mimik ceria diraut wajah para awak media saat keluar dari
ruang rapat Rupatama Mako Polda Kaltim tersebut.
Selanjutnya
terkait ditanyakan oleh wartawan seringnya saling caci-maki dan saling
menjelekkan atau menyindir-nyindir pribadi seseorang terjadi di media sosial
atau diistilahkan sebagai cyber war
(perang lewat dunia maya), Kapolda
Irjen Pol Drs. Safaruddin menyampaikan, “mengenai
cyber war ini memang ada yang berpatroli ketika terjadi saling menjelekkan,
kalau ada perorangan merasa dirugikan, pencemaran
nama baik lewat media sosial seharusnya melapor ke kepolisian, karena ini harus
delik aduan, seperti yang terjadi di
Jakarta itu, baru kita proses, jelas Kapolda.
Kapolda
juga menyampaikan, “yang memonitor setiap hari pergerakan cyber crime yang
melacak itu di Mabes Polri, juga judi online, penawaran sek online dan
penayangan foto/video porno lewat online, ujar Kapolda Safaruddin. Tambah
Kapolda, alat monitor cyber crime itu di Dit.Krimsus itu kita sudah ada, untuk
melacaknya itu kita belum, hasil
laporannya kita kirimkan ke Mabes Polri, karena di Mabes Polri dipusatkan untuk
melacaknya, papar Safaruddin.
Kemudian,
Kapolda mengutarakan terkait dengan barang
bukti (BB) motor atas hasil
tangkapan baik melalui razia lalu lintas, curanmor, barang bukti kasus
kriminal, dan lainnya yang belum memiliki
gudang atau tempat khusus penyimpanan BB tersebut hampir disetiap Polres
dan Polsek se-Kaltim, Kapolda Safaruddin mengutarakan keterbatasan lahan setiap
Polres menjadi salah satu penyebab sehingga tidak bisa dibangun untuk menampung
BB yang ada setiap tahun. Dan BB
tersebut belum bisa dilelang karena penyelesaian kasus belum tuntas.
Pangdam
VI Mulawarman Mayjend TNI Johny Lumban Tobing saat memaparkan
kinerja jajaran Kodam VI Mulawarman selama tahun 2016, Pangdam mengutarakan,
“yang berkaitan dengan tugas pokok TNI Kodam VI Mulawarman sudah jelas menjaga
kedaulatan Negara”, paparnya.
Tambah
Pangdam VI Mulawarman ini, “juga mendapat tugas membantu Pemda dan membantu
tugas Kepolisian Negara, ini menjadi bagian dari tugas saya dan kita
kombinasikan lagi apa yang bisa kita lakukan ke depan, papar Pangdam.
Lebih
jauh Lumban Tobing mengutarakan,
membantu Pemda, sebagai gambaran dalam hal ini
mendapat tugas untuk melakukan cetak sawah 5.000 hektar, dan sudah
selesai seratus persen. Ini bagian dari program pemerintah pusat dalam rangka
upaya swasembada pangan ke depan selama pemerintahan ini agar swasembada pangan
dapat tercapai akan cetak 1 (satu) juta hektar target nasional. Tahun ini kita 5.000 hektar, untuk tahun depan ini sedang dibahas di Dinas
Pertanian di masing-masing provinsi, papar Pangdam.
Selain
itu, tambah Pangdam, ada juga tugas sosial seperti melakukan karya bhakti
membangun jalan dan jembatan, membangun kakus masyarakat, dan kegiatan sosial
kemasyarakatan lainnya, beber Pangdam.
Terkait
beberapa pertanyaan dari para wartawan kepada Pangdam VI Mulawarman, salah
satunya tentang penambahan personil TNI di wilayah tertentu untuk menjaga
kebakaran hutan, menurut Pangdam Kodam VI Mulawarman mendapat tugas untuk
penambahan pembangunan 10 (sepuluh) pos pemadaman kebakaran (damkar) hutan.
Pembangun pos-pos tersebut dilakukan secara bertahap serta penambahan personil
Polri di tiap-tiap Batalyon sebanyak 100 orang personil. Disebut Pangdam ada sebanyak 200 orang
personil yang akan menempati pos-pos itu.
Pangdam
juga mengutarakan, untuk pembangunan pos-pos damkar hutan dilakukan secara
bertahap dan perlahan mengingat tingkat kesulitan persediaan tempat hunian
personil serta persediaan dan pengiriman logistik memerlukan waktu, pelan-pelan
arahnya akan kesana, karena anggaran tidak ada dari Kab/Kota, anggaran berasal
dari pusat, papar Pangdam.
Disesi
akhir konferensi Pers Polda Kaltim bersama Kodam VI Mulawarman dengan jajaran awak media ini, Pangdam VI Mulawarman
juga tak lupa berpesan serta mengajak
masyarakat, sebagaimana Pangdam juga sampaikan pesan dan ajakannya kepada
bawahannya dijajaran Kodam VI Mulawarman yaitu
“Untuk Mengakhiri Tahun 2016 Ini, Berdoa Kepada Tuhan, Kita Bersyukur Bisa
Melewati Tahun 2016 Ini Walaupun Mungkin Itu Pahit, Kita Tentu Berharap Tahun
Depan Bisa Lebih Baik Dalam Tugas Kita
Masing-masing dan Lebih Baik Dalam Keluarga Kita”, ajak Pangdam.
Kemudian,
Pangdam menghimbau masyarakat untuk merayakan tahun baru 2017 jangan
merayakannya secara berlebihan, tuturnya.
(dar)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
POLDA
KALTIM 2017 BUKA SMS &
ELEKTRONIK
UNTUK TINGKATKAN LAYANAN MASYARAKAT
MAJALAH BORNEO Online – Dalam
mengakhiri program kerja tahun 2016, Polda Kaltim mengundang jajaran media
cetak, televisi, elektronik dan online untuk kegiatan Konferensi Pers sebagai
laporan hasil evaluasi kerja Polda Kaltim tahun 2016 kepada masyarakat dan rencana program kerja
Polda Kaltim tahun 2017 yang akan datang.
Salah
satu progam dan rencana terbaru Polda Kaltim untuk meningkatkan layanan
masyarakat di 2017, yakni pada tangga 11 Januari 2017 mendatang, Polri akan
launching layanan SMS dan Elektronik Samsat, Tilang dan Pengaduan Masyarakat,
termasuk di Polda Kaltim, tujuannya untuk memudahkan masyarakat mendapatkan
pelayanan.
Kalpolda
Kaltim Irjen Pol Drs. Safaruddin mengatakan, “dibukanya layanan SMS untuk
elektronik Samsat, Tilang dan Pengaduan Masyarakat, maka dengan
cara demikian kita mengharapkan masyarakat akan lebih banyak berpartisipasi
atau kerjasama dengan Polri karena bersnerji antara Polri, TNI dan seluruh
instansi dan masyarakat, hal ini akan menghasilkan terpeliharanya keamanan dan
ketertiban masyarakat sehingga kegiatan sehari-hari masyarakat dapat
berlangsung dengan aman”, kata Kapolda Kaltim yang dikenal cukup terbuka
menerima informasi dari masyarakat ini.
Ketika
ditanyakan tentang ancaman apa saja yang merupakan target khusus Polda Kaltim tahun
2017 terkait kriminal yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat ? Kapolda
Kaltim Irjen Pol Drs. Safaruddin mengutarakan “ancaman-ancaman ketertiban dan
kemanan itu kan seperti teroris, narkoba, kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu
menjadi perhatian kita, termasuk kasus-kasus curanmor (pencurian kendaraan
bermotor) juga sering menimbulkan keresahan di masyarakat, ujar
Kapolda.
Sedangkan
dari seluruh kasus yang ditangani Polda Kaltim tahun 2016, kasus peredaran
narkoba merupakan kasus tertinggi
terjadi di kota-kota seperti Samarinda, Balikpapan, Kutai Kartanegara (Kukar) termasuk Nunukan. Menurut Irjen Pol Drs.
Safaruddin tahun 2017 target pemberantasan
peredaran narkoba setiap minggu menjadi perhatian khusus Polda Kaltim.
Kapolda
Kaltim Irjen Pol Drs. Safaruddin saat diwawancarai media di rangkaian Konferensi Pers tersebut, mengutarakan,
“daerah-daerah yang menjadi target setiap minggu pemberantasan peredaran
narkoba yakni Kota Samarinda, Balikpapan, Kukar itu yang menjadi perhatian
kita. Tetapi Nunukan itu menjadi perhatian kita juga karena ada beberapa kasus
narkoba kita tangkap masuknya narkoba itu melalui Nunukan sebagai wilayah
perbatasan. Tetapi terjadinya peredaran narkoba itu berada di 3 (tiga) kota itu, karena biasanya
peredaran narkoba itu di tempat-tempat hiburan dan penduduknya lebih padat”, ujar Kapolda. (dar)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
LPP KAMPUS MEDAN
LATIH SISWA
DAN GURU SMK PERTANIAN/PERKEBUNAN
PERSIAPKAN HADAPI
PASAR KERJA
ERA GLOBALISASI
Tampak Para Siswa dan Guru Peserta Pelatihan Saat Akan Dimulainya Acara Penutupan Pelatihan Di Hotel Adhika Bahtera Balikpapan. |
Ditambahkan
oleh Aries, program pelatihan dan manajemen ini didanai oleh Badan Pengelola
Dana Perkebunan Kelapa Sawit Kementerian Keuangan, dananya cukup besar. Saat ini
2016 kita lakukan bagi siswa sudah angkatan XIIX, sedangkan bagi guru SMK ini
dilaksanakan untuk angkatan IX. Tahun ini kita lakukan berakhir di Manokwari,
dan saat ini juga sedang berlangsung, termasuk di beberapa daerah seperti
Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kalteng, Kalbar, Kalsel dan Makassar dan
terakhir Manokwari, beber Aries.
Saat
penutupan acara pelatihan ini juga disampaikan oleh Aries Sukariawan,SP,MP yang
juga menjabat Koordinator Kelompok Kompetensi Manajemen Produksi Tanaman LPP
Kampus Medan ini mengungkapkan, program pelatihan dan manajemen kelapa sawit ini
dilakukan sehubungan masih kurangnya pemenuhan kebutuhan SDM
khususnya jumlah orang dalam pengelolaan perkebunan, yang mana saat ini
permasalahan yang sedang dihadapi oleh usaha industri perkebunan, serta masih
perlunya ditingkatkan pemahaman pengelolaan kelapa sawit terutama calon pelaku
pengelola perkebunan khususnya alumni SMK Pertanian/Perkebunan. Dalam hal ini,
SMK Pertanian/Perkebunan menjadi institusi yang dapat diharapkan mengatasi pemenuhan kesenjangan tersebut, papar Aries.
Selanjutnya,
kata Aries, peningkatan kompetensi
teknis dan manajemen bagi guru pengampu pelajaran terkait pengelolaan kelapa
sawit, dan menjadi kebutuhan yang
mendesak untuk dapat menjembatani kesenjangan antara out put khusunya pendidikan formal di SMK
Pertanian/Perkebunan dengan tuntutan kebutuhan
industri, disamping sebagai solusi bagi pemenuhan kebutuhan di perkebunan
industri maupun perkebunan rakyat, kata
Aries menyampaikan harapannya.
Norlaili
mewakili kepala sekolah SMK Perkebunan Penajam Paser Utara (PPU) saat penutupan
memberi kata arahan kepada para siswa dan guru yang mengikuti pelatihan seraya mengusulkan
kepada LPP selaku pelaksana pelatihan teknologi dan manajemen tata kelola
kelapa sawit, agar pelatihan ini berkelanjutan pada tahun-tahun selanjutnya. Ia
juga mengusulkan supaya penambahan kuota jumlah siswa dan guru yang mengikuti
pelatihan ditambah pada pelatihan tahun berikut, pintanya kepada panitia.
Selanjutnya,
kepada para siswa/i yang ikut pelatihan, Norlaili menekankan untuk selalu
disiplin sebagaimana disiplin yang diterapkan selama pelatihan. Lanjutnya,
disiplin itu datangnya dari pribadi dalam rangka merubah karakter dan perilaku
untuk meraih keberhasilan, kata ibu Norlaili menekankan kepada siswa/i yang
ikut pelatihan.
Guru
besar Prof DR. Sukirno saat memberi
pengarahan kepada para siswa/i dan guru peserta pelatihan pada acara penutupan
pelatihan mengatakan, sejak tahun 2012 Perpres No.8/2012 mengakumulasi semua
lembaga agar turut berpartisipasi meningkatkan SDM, ini disebut dengan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI). Didalam KKNI, tambah Prof DR.
Sukirno ada 9 (sembilan) level.
Level-level tersebut ada 3 klaster pada dunia kerja yaitu klaster operator,
klaster analisis atau teknisi dan klaster ahli, katanya menambahkan wawasan bagi
siswa dan guru peserta pelatihan.
Tambah
Sukirno, dalam hal ini para adek-adek siswa/i, setelah lulus SMK berada pada klaster dua,
sedangkan para guru berada pada level 7 (tujuh) yang bertugas untuk
mempersiapkan level dua untuk mengisi dunia kerja pada era globalisasi. Oleh
sebab itu para guru harus bisa mengeluarkan produk pada level dua, tandasnya.
Lebih
jauh Profesor DR. Sukirno mengatakan,
satu fenomena di Taiwan, dimana sejak tahun 2008 sudah membuka kursus Bahasa
Indonesia bagi lulusan-lulusan sekolah untuk semua angkatan kerjanya. Ini eksplisitly
“Bahasa Indonesia”, kenapa, kata Profesor
seraya bertanya. Masyarakat Taiwan akan masuk ke Indonesia untuk bekerja,
sebagaimana disinggung oleh Ibu kepala sekolah tadi berlakunya iklim pasar
global yang dimulai dengan era kebebasa di negara asean. Globalisasi tidak bisa
ditahan, mereka mau bekerja di Indonesia karena mereka meliliki sertifikat.
Jadi kita harus bersaing, tandasnya.
Dalam
era global ini konsepnya “bermitra dalam kompetisi atau bermitra tapi bersaing”.
Jadi jika adek-adek siswa setelah lulus
dari SMK tidak miliki sertifikat keahlian dalam industri kelapa sawit, maka
tidak bisa masuk/diterima oleh perusahan karena kalah bersaing, maka kita akan
menjadi penonton. Oleh sebab itu harus ada lembaga yang menjembatani antara
dunai pendidikan dengan dunia kerja. LPP Kampus Medan ini sangat-sangat
sensitif untuk menjembatani datangnya era globalisasi ini. Mudah-mudahan LPP
Kampus Medan melalui programnya akan dapat melakukan seleksi/tes kompetensi
bagi lulusan SMK dan melatih serta mengeluarkan sertifikasi keahlian atau
kompetensi. Kita berdoa dan berharap LPP Kampus Medan salah satunya lembaga
yang dipersiapkan untuk menjawab tantangan ini, papar Sukirno.
Sukirno juga
memaparkan bagaimana dulu dirinya pernah menjadi guru di Malaysia pada tahun
70-an, namun setelah tahun 90-an dosen Indonesia sudah belajar/kuliah di
Malaysia. Ini memberikan bukti kemajuan dan persaingan, dan tidak bisa
dipungkiri, kata Sukirno memberi bukti bahwa saat ini sudah masuk iklim
persaingan atau era globalisasi. (dar)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PROYEK LUNAS BURUH
MENDERITA
MAJALAH
BORNEO Online – Rampungnya Proyek Pembangunan Kantor
Camat Balikpapan Utara, ternyata hingga saat ini Selasa 22 November 2016
menyisakan masalah buruh. Bahkan belum selesai bangunan kantor camat ini
dikerjakan, masalah yang menimpa tenaga kerja proyek ini sudah muncul. Sebanyak
25 orang para pekerja bangunan, dan sebanyak 4 orang supplier bahan material
bangunan proyek tersebut belum mendapatkan pembayaran tuntas hasil jerih payah mereka dari PT.
Pilar Persada selaku pelaksana poyek.
Informasi
ini sudah lama mencuat dilaporkan para pekerja dan pemasok material bahan
bangunan ke Dinas PU Balikpapan, namun belum juga ada penyelesaian.
Informasi terbaru yang diterima oleh
Majalah Borneo Online, para pekerja bangunan proyek ini kembali lagi mengadukan
nasib mereka ke Dinas PU agar segera ada bayaran atas tenaga dan hasil keringat
mereka selama ini. Selasa 22 Novemer 2016 mereka bermaksud menemui Kepala Dinas
Pekerjaan Umum Balikpapan Ir.Tara
Alorante, memohon agar berupaya mengambil solusi untuk pembayaran hak mereka
mengingat Dinas PU selaku pemilik proyek pemerintah tersebut.
Namun
siang itu, Tara Alorante sedang tidak berada di ruang kerjanya karena menurut
stafnya sedang mengikuti rapat di Pemkot Balikpapan. Sekitar pukul 14.15 wita,
dua orang perwakilan pekerja baru bisa menemui kadis yang baru tiba di kantor
usai mengikuti rapat dimaksud.
Dari
hasil pembicaraan singkat perwakilan pekerja dengan kadis, Tara Alorante
memberitahukan untuk pembicaraan lanjutnya disarankan agar menemui Boly selaku
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut. Sementara saat itu, Boly sedang
tidak berada di ruang kerjanya karena
sedang kunjungan meninjau proyek ke lapangan.
Perwakilan
buruh inipun mencoba menelepon Boly. Pada saat itu Boly menginformasikan kepada
para pekerja melalui telepon selulernya,
dirinnya pada pukul 15.30 wita akan
kembali ke kantornya, barulah bisa ditemui. Namun, pada pukul 15.00 wita,
sebagian dari mereka harus pulang makan siang, ada juga pergi karena urusan
lain sehingga tidak sempat lagi menemui Boly
diatas pukul 15.30 wita tersebut.
Para
buruh bangunan ini sejak bulan lalu sengaja bolak-balik menemui Kepala Dinas
dan PPK poyek, karena menurut para pekerja ini, belum dibayarnya upah mereka,
itu menjadi tanggungjawab PPK bersama kepala dinas. Pasalnya, baru 80% hasil
pekerjaan dari kontraktor PT.Pilar Persada, Dinas PU Balikpapan sudah bayarkan
hasil pekerjaan 100% kepada PT.Pilar Persada. Ini menjadi salah satu
permasalahan pokok sehingga Pilar Persada minggat dan tidak bayarkan hak
mereka, cerita para buruh. Namun hal ini dibantah oleh Boly dengan mengatakan ”ngak
mungkin kita bayarkan 100% sebelum proyek selesai, itu tidak benar, bantahnya.
Boly
juga mengutarakan ini sebenarnya masalah dua pihak antara kontraktor dengan
para pekerja. Dari mana kita mau ambil uang untuk bayarkan itu. Kami sudah
memberitahu alamat kontarktor tersebut di Jakarta dan sudah berbicara langsung
via telepon dengan para pekerja tersebut. Itu upaya yang sudah kita lakukan,
ujar Boly.
Selanjutnya,
pekerja bangunan ini mengutarakan kami tau pembayaran lunas 100 persen oleh
Dinas PU saat itu, karena kami sendiri melihatnya, tambah buruh ini. Pembayaran
terakhir untuk melunasi sebesar Rp.7 miliar, sebut salah seorang pekerja. Ini
merupakan kesalahan dari Dinas PU kenapa bayarkan 100% kepada kontraktor
sementara hasil pekerjaan masih 80%, tanya para pekerja. Oleh sebab itulah
PT.Pilar Persada tidak lagi melanjutkan pekerjaan proyek tersebut alias minggat
membawa uang yang menjadi hak para buruh bangunan ini. Karena PT. Pilar Persada
tidak lagi ada di Balikpapan, proyek ini sempat mangkrak karena ditinggal, lalu
dinas PU mencari kontraktor baru untuk penyelesaian proyek yang masih tersisa
20% lagi. Jika demikian yang terjadi, menjadi pertanyaan publik apakah ada
penambahan anggaran untuk penyelesaian proyek ini ?
Dari
total dana proyek pembangunan gedung Kantor Camat Balikpapan Utara ini, masih
tersisa Rp.800 juta lebih hak para buruh bangunan dan para pemasok bahan
material bangunan belum dibayarkan oleh kontraktor alias belum diterima oleh kelompok buruh
bangunan sampai saat ini.
Tedy selaku salah
satu menjadi koordinator dari para buruh bangunan ini mengatakan, jika besok (Rabu,23/11)
juga tidak ada jawaban pasti pembayaran atas hak kami, hal ini akan kami
laporkan ke Polda Kaltim untuk diusut. Ini terjadi kami duga ada permainan, ada deal to deal antara
kontraktor dengan Dinas PU sehingga Dinas PU berani bayarkan 100% kepada
kontraktor sementara pekerjaan masih sekitar 80% atau belum rampung, apalagi mengigat
PT.Pilar Persada adala kontraktor dari luar Balikpapan yaitu darii Jakarta, dan
pemiliknya di Pontianak. Tentu ada permainan Anwar dengan kepala dinas sebut
Tedy. (tim)
----------------------------------------------------------------
PIHAK KOPERTIS
XI KALIMANTAN ARAHKAN PTS
FOKUS PADA
PENINGKATAN KUALITAS MERAIH AKREDITASI B
MAJALAH BORNEO Online – Agar Perguruan Tinggi dapat cepat meningkat akreditasinya, salah satunya
pergurauan tinggi tersebut tidak memiliki konflik internal. Konflik internal
yang dimaksud yaitu terjadinya permasalah/perselisihan yang muncul didalam
birokrasi atau manajemen perguruan tinggi dimaksud, seperti terjadinya
perselisihan antara dosen dengan dosen, perselisihan antara dosen dengan dekan
atau rektor, antara dekan dengan rektor, antara dosen dengan pimpinan yayasan
pengelola perguruan tinggi atau organ pengelola, dan berbagai perselisihan
internal lainnya.
Unsur Akademisi PTS Saat Mengikuti Sosialisasi Tata Kelola, Statuta dan Penanggulangan Konflik |
Untuk
memberi arahan positif dalam upaya
meningkatkan mutu dan kualitas perguruan tinggi swasta dalam rangka meningkatkan
akreditasi dilingkungan perguruan tinggi swasta, Kopertis XI Wilayah Kalimantan
mengadakan Sosialisasi Tata Kelola, Statuta, dan Penanggulangan Konflik
Perguruan Tinggi Swasta Wilayah Kaltim, Kaltara dan Kalsel.
Kopertis
XI Wilayah Kalimantan ini yang berada dalam naungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi,
memiliki tugas dan kewenangan dalam pembinaan anggota Kopertis serta
mengarahkan upaya preventif terjadinya konflik, sehingga setiap PTS dapat fokus
untuk meningkatkan kualitas dan akreditasi PTS.
Jamaluddin
selaku Kabid Akademik, Kemahasiswaan & Kelembagaan Kopertis XI Kalimantan
kepada media mengutarakan, “kita lakukan sosialisasi tata kelola, statuta dan
penanggulangan konflik karena kita ingin perguruan tinggi di Kalimantan dibawah
Kopertis XI dapat fokus meningkatkan kualitas”
Lanjutnya, kita menginginkan PTS yang berada di Kopertis XI pada periode
tertentu sudah minimal memiliki akreditasi B. Jadi kita dalam kegiatas sosialisasi
ini kita mengarahkan PTS.
Menurut
Jamaluddin, jika di PTS tersebut terjadi konflik internal, maka tidak akan
mungkin dapat meningkatkan akrediasinya karena tidak fokus pada peningkatan
mutu dan kualitas, tandasnya. Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, ke depan
PTS paling tidak bisa meredam riak-riak akan terjadinya konflik, ujar Jamaluddin.
Lebih
jauh Jamaluddin mengatakan, pada tahun
2017 yang akan datang, kita mengharapkan PTS Kopertis XI Kalimantan sudah
mencapai 50% akreditasi B sebagaimana juga diinginkan oleh stakeholder memakai
lulusan PTS minimal akreditasi B. Ketika ditanya tentang posisi PTS Kopertis XI
Wilayah Kalimantan telah memenuhi akreditasi B, Jamaluddin menyampaikan PTS
kita saat ini baru 26% dari 166 jumlah PTS se-Kalimantan. Tahun 2017 mendatang
kita yakin PTS Kopertis Wilayah Kalimantan bisa memenuhi akreditasi B, tutur
Jamaluddin. Jamaluddin juga berharap,
dengan adanya sosialisasi ini ke depan terus terjaga keharmonisan antara badan
pengelola yayasan PTS dengan pimpinan PTS, dengan para dosen dan karyawan. Jika
terjadi ada riak-riak konflik, segera menangani sehingga konflik tidak terjadi.
Kami dari Kopertis XI, jika mendengar ada riak-riak konflik di salah satu
PTS, kami segera mengarahkan untuk
menenangkan bahkan turun langsung ke lapangan, tutur Jamaluddin. (dar)
---------------------------------------------------------------------------------------------
RAKOR PKH KALTIM
DIBUKA ASISTEN III SEKDAPROV
MAJALAH BORNEO Online – Rapat Koordinasi
Program Keluarga Harapan (PKH) antara Dinas Sosial Prov Kaltim dengan Tim
Bappeda serta Tim Koordinasi PKH Prov Kaltim dilaksanakan selama dua hari.
Rakor yang bertajuk “Melalui
Sinergikan Program Meningkatkan Kemandirian Penerima Manfaat Melalui PKH Menuju
Keluarga Sejahtera” berlangsung di Hotel Mega Lestari Balikpapan dihadiri 35
peserta, dibuka oleh Asisten III Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah
Pemprov Kaltim H.Bere Ali.
Kabid Bantuan dan
Jaminan Sosial Dinas Sosial Kaltim Ayi Hikma kepada Majalah Borneo, Kamis 15/10/16 menguatarakan “PKH itu merupakan program
nasional yang memang ditujukan untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
Dengan adanya program PKH ini, kita akan memutuskan mata rantai kemiskinan
masyarakat Indonesia”.
Ia menambahkan “kalau
menghilangkan sama sekali kemiskinan tidak ada segera, mungkin belum bisa, tetapi mata
rantai kemiskinan itu akan kita putus dari tahun ke tahun makin sedikit dengan
melaksanakan program PKH tersebut, ujarnya”.
Menurut Ayi Hikma program pusat ini sudah digulirkan pemerintah pusat secara
nasional sejak tahun 2007. Namun, di Kaltim sendiri PKH dilaksanakan oleh
pemerintah daerah provinsi sejak tahun 2012, dimana yang pertama dilaksanakan oleh
Pemkab/Kota yakni di pemerintah Kota Samarinda dan Kab Kutai Barat . Dan Rakor
PKH ini kita laksanakan secara rutin setiap tahun, papar Kabid ini.
Lebih jauh Kabid ini
menjelaskan PKH itu dilaksanakan untuk membahas sasaran tiga aspek PKH yaitu aspek ekonomi
dengan pemberian dana bantuan insentif dari kementeian sosial kepada masyarakat
miskin.
Kedua, lanjutnya, bantuan insentif pendidikan gakin hingga wajib
belajar 12 tahun. Program ketiga aspek kesehatan, dimana kesehatan ibu hamil mulai
dari anak masih dalam kandungan mendapat bantuan pemeriksaaan kesehatan,
pengobatan ibu hamil dan bersalin secara gratis hingga bantuan insentif anak pra sekolah. Sedangkan
yang menjadi tujuan dari dari PKH ini diutarakan oleh Ayi Hikma selain untuk
mensejahterkan rakyat juga untuk mengurangi beban pembangunan nasional. (dar)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BPBD Kab Mahulu Urgen Mengatasi BencanaDiharapkan Dukungan Pemprov Kaltim dan Pusat
Para Anggota Tim Komisi III DPRD Kab Mahulu Bersama Dengan Jajaran Pimpinan dan Staf BPBD Prov Kaltim Saat Berlangsungnya Rapat. |
Menurut Martin Hat Ketua Tim dari Komisi III DPDRD Kab Mahakam Ulu, terkait dengan pertemuan antara Komisi III DPRD Kab Mahulu dengan BPBD Prov Kaltim, pada saat rapat, agar
mendapat arah menjadi satu pemahaman
mengenai usulan rencana pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
di Kab Mahulu, dalam rapat, lebih dulu sekretaris BPBD Kaltim menyampaikan paparan tentang apa
yang dimaksud dengan bencana dan ruang lingkup bencana itu sendiri.
Sekretaris BPBD Kaltim Hj.Zaina Yurda,MP mewakili
Kepala Badan, lebih dulu menyampaikan defenisi tentang bencana, jenis-jenis
bencana, potensi dan ancaman bencana yang bisa timbul, serta cara
penanggulangan bencana. Selain itu sekretaris BPBD Kaltim ini juga memaparkan terkait
dengan indikator kinerja utama BPBD Kaltim.
Serah Terima Hasil Keputusan Rapat Komisi III DPRD Kab Mahulu Dengan Jajaran Pimpinan BPBD Provinsi Kaltim. |
Selanjutnya, hasil rapat antara DPRD
Kab Mahulu BPBD Prov Kaltim, dimaksudkan agar dapat menjadi salah satu acuan bagi DPRD Kab Mahulu dan BPBD Kaltim untuk memperjuangkan pembentukan BPBD Kab Mahakam
Ulu secepatnya, selain itu, komisi III DPDR Mahulu bersama dengan Pemerintah Kab Mahulu sangat mengharapkan dukungan Pemerintah Provinsi
Kaltim, juga dukungan Pemerintah Pusat.
Ketika disinggung mengenai bencana yang sering terjadi di Kab Mahakam Ulu, Martinus Hat mengutarakan, beberapa permasalahan sering dialami oleh masyarakat Kabupaten
Mahulu, agar akibat dari bencana itu dapat teratasi secara cepat dan optimal, maka sangat berhubungan dengan hadirnya sebuah Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), paparnya.
Ia menambahkan, Kemarau, Banjir, Kebakaran Hutan dengan segala akibat yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut, selama ini singguh memberi dampak yang luas terhadap kehidupan masyarakat setempat.
Ia menambahkan, Kemarau, Banjir, Kebakaran Hutan dengan segala akibat yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut, selama ini singguh memberi dampak yang luas terhadap kehidupan masyarakat setempat.
Kemudian, tambahnya lagi, permasalahan kemarau, banjir dan kebakaran hutan, dimana
permasalahan ini sudah dianggap oleh masyarakat Kab Mahulu masuk kategori sebagai
bencana yang menyengsarakan masyarakat selama ini. Selain sering terjadi, juga karena ruang lingkup
yang diakibatkan sangat luas terhadap kehidupan masyarakat setempat, baik dari
sisi ekonomi, keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam mencari nafkah pada saat
kondisi bencana tersebut terjadi, ungkapnya.
Tambah Martin Hat,, juga para warga petani
dan pekebun, peternak, pengrajin, kesulitan untuk transportasi dari rumah menuju sawah, ladang atau tempat kegiatan
masyarakat. Termasuk para wisatawan, pecinta alam juga tidak bisa akses dari satu
kecamatan menuju kecamatan lainnya karena sungai mengalami kedangkalan bahkan kekeringan, ungkapnya.
Martin Hat mengatakan, Long Apari
sebagai kecamatan perbatasan, saat kemarau terjadi masyarakatnya paling
sengsara, karena harga bahan pokok selain langka dan harga melonjak sangat
tajam, ungkap Mrtin Hat.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Martin Hat lebih jauh menceritakan, jika terjadi
kemarau panjang di Kab Mahulu, bukan saja masyarakat biasa yang mengalami
kesulitan, juga para pegawai Pemkab Mahulu, para karyawan perusahaan, anggota
DPRD beserta pegawai sekretariat dewan, guru dan tenaga medis, para siswa mulai
dari TK, SD hingga SLTA mengalami kesulitan transportasi berangkat kerja atau
sekolah serta kesulitan transportasi saat pulang.
Hal ini diakibatkan alat transportasi
masyarakat di Kabupaten Mahulu pada umumnya mengandalkan alat transportasi air
melalui Sungai. Jadi, saat kemarau terjadi, semua sungai yang ada di Mahakam Ulu
mengalami kekeringan sehingga Longboat, Speedboat, Kapal kecil, Kelotok atau Ketinting (sejenis perahu memakai mesin) bisa mandek
total alias tidak bisa beroperasi, cerita Martin Hat.
Warga Masyarakat Menunggu Truk Perusahaan Lewat Untuk Tumpangan Pulang Ke Kampung/Desa Mereka Setelah Bekerja Dari Ladang Maupun Pulang Kerja Di Perusahaan |
Pada saat kemarau terjadi, semua bahan
pokok, selain sulit didapatkan untuk dibeli, harganya melonjak signifikan. Harga
beras satu karung berisi 25 kg bisa mencapai 500 ribu rupiah, harga bensin bisa melonjak
mulai Rp.25.000 hingga Rp.30.000,- per
liter sesuai jarak tempuh dari kecamatan Long Iram dengan kecamatan lainnya, kata Martin Hat Mencontohkan.
Kecamatan Long Iram adalah kecamatan
terdekat dengan Kab.Kutai Barat, dimana Barongtongkok sebagai Kota Kabupaten Kutai Barat ini adalah
menjadi sentral sumber pasokan barang kebutuhan pokok dan sandang ke Kab Mahulu.
Kemudian, dari Barongtongkok ke
Kecamatan Long
Iram, saat musim kemarau terjadi, diakui Martin Hat transportasi air masih bisa
lancar karena sungai Mahakam atau anak cabang sungai Mahakam masih dapat
dilewati longboat atau speedboat maupun kapal-kapal kecil untuk memasok bahan
pangan dan sandang ke Long Iram, karena Sungai Mahakam tidak sampai
mengalami kekeringan saat kemarau,ujarnya.
Namun, dari Long Iram menuju kecamatan
Long Pahangai dan Long Apari, sebut Martin Hat, sangat tidak bisa dilewati angkutan air karena
sungai-sungai mengalami kekeringan.
Termasuk kecamatan lain seperti Long Bagun, Long Laham, Long Hubung juga bisa mengalami
kekeringan jika kemarau cukup lama terjadi, sehingga sangat berpengaruh terhadap
kegiatan mencari atau mendapatkan nafkah masyarakat setempat sehari-harinya jika
terjadi kemarau, cerita Martin Hat.
Salah Satu Jembatan Penghubung Antar Desa Yang Sudah Tua Di Kabupaten Mahakam Ulu Perlu Perhatian. |
Martin Hat juga mengungkapkan, kemarau juga menjadi salah satu ancaman
penyebab bencana kebakaran melanda Kab Mahulu ini. Kebakaran bisa terjadi bukan
saja ulah manusia, namun akibat dari proses alam yaitu pergesekan antara
kayu-kayuan yang mengering yang dapat menimbulkan api disaat kemarau panjang
terjadi.
Bencana lain yang juga sering terjadi
di Kabupaten Mahakam Ulu ini yaitu disaat hujan deras terjadi banjir besar
tidak terelakkan melanda beberapa kecamatan sehingga menimbulkan permasalahan
yang cukup komplit. Selain sawah ladang, perkebunan, perkampungan terendam
bahkan ternak bisa terbawa air banjir, ungkapnya.
Tak bisa dipungkiri, sarana
infrastruktur jalan dan jembatan untuk transportasi darat, transportasi air dan
fasilitas pendukung yang terbatas dari setiap daerah Kabupaten, terutama kabupaten pinggiran atau daerah
perbatasan antar daerah maupun perbatasan negara, selain akan
menimbulkan keterbatasan pemerintah daerah dalam mengantisipasi serta mengatasi
permasalahan ekonomi yang diakibatkan bencana, juga mengakibatkan keterbatasan
pemerintah daerah meningkatkan swadaya ekonomi rakyatnya.
Apalagi jika tujuan pemerintah yang lebih jauh untuk
memakmurkan rakyat, namun dukungan Pemprov dan Pusat terhadap pembangunan
infrastruktur transportasi darat maupun air tidak menjadi prioritas bagi
kabupaten-kaupaten tertinggal, maka mimpi pembangunan ekonomi rakyat bagi
daerah tertinggal yang sudah diprioritaskan oleh Presiden dan Wakil Presidan Jokowi-JK akan tetap melambat dan tidak dapat
dicapai sesuai dengan Nawa Cita Pemerintah Pusat tersebut. (mangadar) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SKPD Se-Kabupaten Berau Prov Kaltim
Ikuti Workshop Laporan
Anggaran SIMON TEPRA
MAJALAH
BORNEO Online – Untuk meningkatkan input laporan anggaran di SKPD-SKPD
Kabupaten Berau Prov Kaltim, Inkubator Kreasi & Inovasi Telematika Semarang
(IKITAS) adakan workshop tentang Tata
Cara Input Data dan Pelaporan Realisasi Anggaran Pembangunan dengan aplikasi
SIMON TEPRA terhadap SKPD Se-Kabupaten Berau.
Suhartono koordinator lapangan IKITAS pelaksana workshop
mengatakan, kali ini ada 80 orang peserta dari SKPD yang ada di Kabupaten
Berau, termasuk dari lingkungan sekretaris dewan (sekwan) DPRD Berau.
Suhartono mengutarakan, pemerintah daerah dengan menggunakan aplikasi
SIMON TEPRA sebagai aplikasi input data anggaran mulai dari data rancangan anggaran dan realisasi anggaran
pembangunan di Kab/Kota dan Provinsi, maka dengan TEPRA resapan anggaran dapat
dipantau setiap saat dan lebih efektif, paparnya.
Tambahnya, denga aplikasi laporan TEPRA ini maka para kepala SKPD
dapat memonitor atau memantau berapa rancangan anggaran belanja yang telah
ditentukan, serta berapa dan realisasi anggaran yang sudah berjalan hingga pada
periode tertentu, hingga pada akhir tahun, jelasnya.
Menurut Suhartono, dengan TEPRA ini, pihak Pemprov juga dapat
memantau aplikasi TEPRA Kab/Kota bilamana
ada APBD Provinsi secara khusus ditempatkan di Kab/Kota, ujarnya.
Suhartono menambahkan, dengan aplikasi SIMON TEPRA ini maka pihak
pusat maupun Pemprov dapat memonitor realisasi serapan anggaran secara berkala,
sehingga evaluasi anggaran itu dapat dilaksanakan per triwulan, tidak lagi
seperti dulu evaluasi baru bisa dilakukan setelah akhir tahun. Namun dengan
TEPRA ini dijelaskan Suhartono karena realisasi anggaran bisa dipantau secara
berkala, maka pengambilan kebijakan pun bisa diambil dengan cepat sesuai
kebutuhan terkait realisasi anggaran.
Aplikasi SIMON TEPRA merupakan singkatan dari Sistim
Monitoring Tim Evaluasi Penggunaan
Realisasi Anggaran menggunakan aplikasi program disebut Suhartono bahasa penyusunnya
yaitu PHP yang bisa di eksport ke program eksel, jelasnya.
Suhartono juga memaparkan, usai terlaksananya workshop, IKITAS
memberikan pendampingan terhadap SKPD Kab/Kota yang telah mengikuti workshop
melalui IKITAS. Namun pendampingan yang kita lakukan terbatas pada poin
tertentu, jelasnya. (mangadar)
--------------------------------------------------------------------------------------
BPBD Prov Kaltim Adakan Sosialisasi
Tentang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
Sebagian Para Peserta Sosialisasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana BPBD Prov Kaltim Foto Bersama Usai Pembukaan. |
Kegiatan
Sosialisasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi ini dilaksanakan oleh panitia BPBD
Prov Kaltim di Hotel Mega Lestari Balikpapan, selama satu hari, Rabu 13 April
2016 dan dihadiri 40 orang peserta dari SKPD BPBD Kab/Kota se-Kaltim.
Agar
dimulainya kegiatan ini, ketua panitia sosialisasi Agus Toni T juga pejabat Kabid Rehabilitasi &
Rekonstruksi BPBD Prov Kaltim melaporkan, latar belakang dilaksanakannnya
kegiatan ini, bahwa dipandang perlu untuk mensosialisasikan peraturan
perundang-undangan, pedoman-pedoman dan mengkoordinasikan program-program
penanggulangan bencana pada pasca bencana, antara BNPB, BPBD Prov Kaltim dengan
BPBD Kab/Kota, katanya.
Menurutnya,
yang menjadi dasar yakni UU No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,
PP-RI NO.21/2008 tentang Penyelenggaraan Penannggulangan Bencana, Perda PRov
Kaltim No.02/2013 tentang Penanggulangan Bencana Daerah, Peraturan Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (Perka BNPB) No.17/2008 tentang Peoman Umum
Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana, Perka BNPB
No.15/2011 tentang Pedoman Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana; dan Program
Kegiatan Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, dan DPA BPBD Prov Kaltim tahun
anggaran 2016, paparnya melaporkan.
Sedangkan
yang menjadi maksud dan tujuan sosialisasi, Agus Toni menyampaikan untuk memberikan informasi dan
referensi peraturan perundang-undangan tentang penangulangan bencana pada
umumnya, dan khususnya pasca bencana dapat diimplementasikan di Kab/Kota.
Tambahnya,
tersosialisasinya beberapa peraturan kepala BNPB, Perda, sehingga tercapainya
persamaan persepsi tentang tugas dan wewenang, serta tanggung-jawab
penanggulangan bencana pada tingkat Pusat, Provinsi dan Kab/Kota, ujarnya.
Kemudian,
Ir.Hj Zaina Yurda,MP sekretaris BPBD Prov Kaltim mewakili Kepala Pelaksana BPBD Prov Kaltim
Ir.H.ChairilAnwar,MP, saat membuka kegiatan ini menyampaikan, persoalan
penanggulangan bencana yang terjadi saat ini semakin meningkat, berciri tidak
menentu, cepat dengan skala besar berdasarkan laporan Kab/Kota, hal ini tidak
hanya terjadi di Kaltim tetapi juga diseluruh wiayah Indonesia, ungkap Zaina.
Tambahnya,
walau demikian, penanggulangan bencana, pada dasarnya memiliki karakteristik
penanganan yang hampir sama dan melibatkan banyak pihak terkait di tingkat
pusat dan daerah, serta dukungan masyarakat dunia usaha, dengan cakupan multi
dimensi yang sangat luas. Hal ini, menegaskan kepada kita untuk maksimal dan
terus menerus membantu peningkatan kapasitas daerah dengan mengoptimalkan
segala sumber daya yang dimiliki, tandasnya.
Hj.Zaina
menyampaikan laporan Kepala BPBD Prov Kaltim ini mengatakan, pada kesempatan
ini saya ingin menegaskan kembali mengenai komitmen pemerintah daerah dalam hal
ini BPBD Prov Kaltim dalam meningkatkan kapasitas daerah sebagi upaya
sungguh-sungguh dan berkelanjutan, terutama ditengah situasi semakin
meningkatnya kejadian bencana di daerah, paparnya.
Kepala
Pelaksana BPBD Ir.Chairil Anwar,MP
melalui Sekretaris BPBD Kaltim ini menekankan, terbentuknya BPBD di
Kab/Kota maka aka nada keselarasan jenjang koordinasi, kolaborasi, komunikasi,
pembinaan teknis, bantuan teknis, hubungan kerja dan lainnya dalam
penanggulangan bencana antara BNPB, BPBD Prov Kaltim dan BPBD Kab/Kota, baik
sebelum mapun pasca terjadi bencana.
Lanjutnya,
sekarang ini waktu yang tepat bagi kita semua untuk memperkuat pilar-pilar
koordinasi, kolaborasi dan sinergi kebijakan dan pelaksanaannyas demi masa
depan yang lebih baik, bebernya. (mangadar)
------------------------------------------------------------------------------------------
SEKDAPROV
RAPAT KOORDINASI DENGAN KAB/KOTA
UNTUK
PENERAPAN APLIKASI TEPRA
MAJALAH
BORNEO – Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur,
gelar Rapat Koordinasi Pelaporan Pembangunan Daerah tahun 2016. Rapat
koordinasi antara Pemprov Kaltim dengan semua Kab/Kota se-Kaltim ini dilaksanakan
di Ballroom Swissbel Hotel Pasar Baru-Kota Balikpapan, Selasa 28-29 Maret 2016.
Menurut Salman selaku penanggungjawab kegiatan rapat yang disampaikan melalui H.Suwarno,SE, MM, selaku Kabag Perencanaan Program Sekdaprov Kaltim, rakor ini dilakukan salah satunya untuk pembahasan PP.23/11 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dab Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Provinsi.
Tambahnya, terkai denga PP itu dalam penyusunan laporan penyerapan anggaran pembangunan ada koordinasi supaya ada keseragaman menggunakan aplikasi laporan. Maka perlu menyamakan persepsi antara Provinsi dengan Kab/Kota, ujarnya.
Jadi dalam hal ini, kami meminta Kab/Kota agar menggunakan aplikasi TEPRA untuk pelaporan penyerapan anggaran pembangunan. Dulu, masa pemerintahan SBY sebenarnya aplikasi ini sudah ada namanya TEPA. Sekarang namanya TEPRA, katanya.
Suwarno menyebutkan, aplikasi TEPRA itu dibuat oleh pusat untuk digunakan oleh semua daerah Provinsi dan Kab/Kota. Kegiata ini juga sekaligus modelnya berupa sosialisasi kepadas Kab/Kota, jelasnya.
Menurut Suwarno, tahun 2015 lalu, Provinsi Kaltim telah menggunakan aplikasi TEPRA itu. Mungkin Kab/Kota sebagian sudah menggunakannya. Lebih jelasnya nanti pada sesi berikut, apakah semua Kab/Kota telah menggunakan aplikasi TEPRA itu, mungkin itu akan ditanyakan oleh nara sumber berikut, ungkapnya. (mangadar)
---------------------------------------------------------------------------------Menurut Salman selaku penanggungjawab kegiatan rapat yang disampaikan melalui H.Suwarno,SE, MM, selaku Kabag Perencanaan Program Sekdaprov Kaltim, rakor ini dilakukan salah satunya untuk pembahasan PP.23/11 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dab Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Provinsi.
Tambahnya, terkai denga PP itu dalam penyusunan laporan penyerapan anggaran pembangunan ada koordinasi supaya ada keseragaman menggunakan aplikasi laporan. Maka perlu menyamakan persepsi antara Provinsi dengan Kab/Kota, ujarnya.
Jadi dalam hal ini, kami meminta Kab/Kota agar menggunakan aplikasi TEPRA untuk pelaporan penyerapan anggaran pembangunan. Dulu, masa pemerintahan SBY sebenarnya aplikasi ini sudah ada namanya TEPA. Sekarang namanya TEPRA, katanya.
Suwarno menyebutkan, aplikasi TEPRA itu dibuat oleh pusat untuk digunakan oleh semua daerah Provinsi dan Kab/Kota. Kegiata ini juga sekaligus modelnya berupa sosialisasi kepadas Kab/Kota, jelasnya.
Menurut Suwarno, tahun 2015 lalu, Provinsi Kaltim telah menggunakan aplikasi TEPRA itu. Mungkin Kab/Kota sebagian sudah menggunakannya. Lebih jelasnya nanti pada sesi berikut, apakah semua Kab/Kota telah menggunakan aplikasi TEPRA itu, mungkin itu akan ditanyakan oleh nara sumber berikut, ungkapnya. (mangadar)
Dispora Kaltim Bekerjasama Disdik Balikpapan
Lakukan Pemanduan Bakat Talent
Sporting
Anak Sekolah Usia Dini
Para Siswa SD N 01 Balikpapan Kota Saat Diberikan Pemanduan Latihan Untuk Mencari Talent Sporting Anak, Dipandu oleh Anggota Pelatih & Intruktur Di Halaman Hotel New Benakutai Balikpapan |
Dalam rangka mendapatkan anak-anak
usia dini yang memiliki keahlian dasar pada cabang olah raga tertentu, serta
didukung oleh fisik anak, Dispora menyelenggarakan pelatihan teknik dasar
mencari cikal bakal anak yang memiliki keahlian dasar di bidang olah raga
tertentu.
Prof.DR. Siswantyo, M.Kes AIFO dari
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Yogjakarta salah satu nara sumber sekaligus instruktur dalam pelatihan
pencarian cikal-bakal anak berbakat dalam bidang cabang olah raga ini, ketika
dimintai pendapatnya mengutarakan,
pemanduan ini diminta dari Dispora Kaltim untuk memberikan pelatihan kepada
anak usia dini (anak SD) dalam rangka peningkatan pemahaman iptek dan SDM serta
pemanduan bakat di bidang cabang olah raga.
Prof.DR.Siswantoyo,M.Kes AIFO (kiri) - Nara Sumber Sekaligus Instruktur Dalam Pelatihan Pemanduan Bakat Didampingi Ketua Pelaksana Kegiatan Dari Dispora Kaltim Saat Diwawancarai Majalah Borneo. |
Lebih jauh Siswantoyo menjelaskan,
primary fase ini diperuntukkan bagi kelompok anak usia 6-10 tahun kurang dalam
rangka memilih calon atlet yang berbakat, yang didapatkan melalui istrumen yang dikembangkan oleh KONI Pusat
yang diadopsi dari Autish Sport. Calon atlet anak berbakat ini khusus dilihat
dari skill kemampuan fisik anak, sebut Siswantoyo.
Namun dalam program pembinaan, kadang
Indonesia pembinaan hebat di usia anak tapi kurang pembinaan di usia remaja
atau kurang di usia dewasa sehingga mata rantai pembinaan terputus, ungkap
Siswantoyo.
Kami berharap dari peserta yang
dikirim dari masing-masing kab/kota, akan mengimplementasikan dari instrument
telah dilatih hari ini. Untuk memudahkan pelatihan dan analisis talent ID anak
tersebut, ujar Siswantoyo, saya pribadi sudah mengembangkan software 515 untuk
memudahkan melihat kreteria klasifikasi bakat anak-anak tersebut di bidang
kemampuan skill bidang olah raga tertentu, paparnya.
Dalam rangka memudahkan mencari
cikal bakal anak berbakat, menurut pakar akademisi Univ Negeri Yogjakarta (UNY)
ini, saat ini telah dikembangkan teori gifted and talented
students (anak cerdas dan berbakat). Untuk menjaring anak cerdas dan berbakat
tersebu, sebut Siswantoyo ada tiga indikator yang dimiliki oleh anak, katanya.
Tambahnya, tiga indikator tersebut yaitu pertama
memiliki kemampuan fisik diatas
rata-rata, kedua memiliki
kreatifitas yang tinggi dan ketiga memiliki komitmen, tanggungjawab
dan dedikasi yang tinggi. Tiga komponen ini yang tidak terpisahkan dalam diri
anak saat emilih anak berbakat, papar
Siswantoyo.
Kami berharap hasil screening akan kami kirimkan ke pihak Dispora Kaltim, selepas
itu hasilnya bisa ditindaklanjuti dinas terkait Kab/Kota, KONI Kab/Kota atau
Pengurus Cabang Olah Raga yang ada di Kaltim, kata Siswantoyo seraya berharap.
Anak yang memiliki kriteria
berbakat itu bisa mendapatkan pembinaan berjenjang. Mestinya di tingkat SD ada program
pembinaan dan berkelanjutan pada tingkat berikutnya, jadi ada pembinaan secara
kontinu, katanya.
Sebagai contoh di Kaltim telah ada
Sekolah Khusus Olah Raga Internasional (SKOI),
dan pada tingkat SMP di Kaltim sedang dirintis namun pada tingkat SD
belum ada, paparnya.
Ditanya tentang kelanjutan
pembinaan secara kontinu dari SD hingga tingkat berikutnya, Siswantoyo
mengutarakan memang saat ini terdapat dilema dimana tidak ada pembinaan
berkelanjutan. Karena pada saat anak di mulai kelas V (lima) sampai Kelas VI
(enam) SD menjadi salah satu dilemma,
dimana ada tuntutan secara tidak langsung untuk berprestasi secara akademik
sehingga prestasi non akademik seperti skill olah raga tertinggalkan, papar
Siswantoyo.
Menurut Siswantoyo,
mestinya bisa dilakukan pembinaan terintegrasi antara Dispora yang memiliki roh
keolahragaan kerjasama dengan dinas pendidikan. Misalnya membentuk kelas khusus
bagi anak berbakat atau anak berbakat istimewa.
Bagi anak berbakat ini ada pelatihan khusus, atau dibentuk satu kelas
khusus anak berbakat dan atau anak berbakat istimewa untuk dibina sehingga
selain pembinaan prestasi anak dalam bidang akademik juga mendapatkan pembinaan
di bidang kemampuan skill olah raga, maka terdapat pembinaan berkelanjutan,
papar Siswantoyo. (mangadar)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
dan
Penyusunan
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan
Eriadi Nara Sumber Bimtek Saat Menyampaikan Materi Bimtek |
Majalah
Borneo
- Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang sistem penatausahaan keuangan daerah dan
sistem pertanggungjawaban keuangan daerah dalam bentuk laporan keuangan,
pencatatan-pencatatan pengeluaran keuangan terkait dengan tugas dan
tangggungjawab bendahara, klasifikasi bendahara, sistem pelaporan bendahara dilaksanakan
oleh LPSI di Jempang Room Hotel New Benakutai Kota Balikpapan.
Hal ini
diungkapkan oleh Eriadi, SE,MSc, AK.CA, CHA,CPD selaku nara sumber Bimtek Perbendaharaan
Prov Kaltim-Kaltara. Eriadi dari Badan
Diklat Provinsi Sumatera Utara ini mengutarakannya kepada Majalah Borneo Online
di Hotel New Benakutai, Jumat 11 Maret 2016 pada sesi coffee break bimtek tersebut.
Tampak Sebagian Para Peserta Bimtek Perbendaharaan Keuangan Daerah Saat Berlangsungnya Bimtek Di Jempang Room Hotel New Benakutai Balikpapan |
Eriadi yang juga
salah satu kandidat Doktor Ilmu Ak
utansi Sektor Publik ini mengatakan, terkait
dengan penatausahaan dan pertanggungajawab keuangan daerah oleh bendahara “yang
paling penting adalah kemampuan bendahara menyiapkan bukti pertanggungjawaban
bendahara melalui pencatatan-pencatatan pengeluaran yang harus mereka kerjakan,
agar pengelolaan keuangan daerah bisa akuntabel. Sedangkan tujuan akhirnya adalah
untuk meminimalisir penyimpangan dari aturan-aturan yang berlaku”, paparnya. Kemudian, sasaran lebih besar lagi, maka tata
kelola keuangan daerah bisa lebih optimal, tandas Eriadi.
Ditanya tentang
bagaimana gambaran sistem akutansi pengelolaan dan pertanggungajawaban keuangan
daerah oleh bendahara di SKPD-SKPD Prov Kaltim-Kaltara selama ini? Eriadi mengutarakan,
meskipun ini bukan bicara tentang subtansi SKPD tetapi kalau ditanya tentang
konteks lain, maka pemerintah daerah diwajibkan mengurusi laporan keuangan
daerah dengan basis dua, sebut Eriadi. Itu wajib, tegasnya lagi.
Eriadi Saat Diwawancarai Media |
Tambah Eriadi, apa
yang harus disiapkan oleh Pemda ?, kata Eriadi seraya bertanya. Lanjutnya, mengingat SDM di lingkungan pemda, para
bendahara SKPD yang memahami akutansi itu masih sedikit.
Apa yang harus
dilakukan ?, tanyanya lagi. Caranya adalah, pertama tentunya
menyiapkan reposisi SDM. Dimana pemda harus menyiapkan dan memberi kesempatan yang
seluas-luasnya kepada orang yang ada didalam fungsi akutansi adalah orang yang memiliki kualifikasi dan latar belakang yang ada hubungan dengan
disiplin ilmu akutansi. Itu yang hampir tidak dilakukan oleh banyak pemda saat
ini, ungkap Eriadi.
Kedua, dukungan teknologi
informasi. Karena akutansi dalam penatausahaan dan pengelolaan keuangan itu
erat hubungannya dengan pengelolaan teknologi informasi, maka sudah saatnya
memanfaatkan teknologi informasi. Dan itu harus mulai diterapkan oleh
pemerintah daerah.
Untuk mempersiapkan itu, Eriadi mengatakan,
Pemda bisa bekerjasama dengan pihak lain seperti kerjasama dengan BPKP, atau kerjasama
dengan pihak penyedia jasa layanan sistem pelaporan keuangan, tandas
Eriadi. (mangadar)
---------------------------------------------------------------------------------
Pemprov Kaltim
Lakukan Rapat Koordinasi Kepegawaian
Dalam Rangka
Reformasi Birokrasi
Gubernur Kaltim DR H.Awang Faroek Ishak Saat Membuka Rapat Koordinasi Kepegawaian Pemprov Kaltim di Hotel Grand Senyiur Balikpapan |
Majalah Borneo – Untuk menselaraskan program
kerja antar lembaga pemerintahan Provinsi Kaltim dengan Kab Kota se-Kaltim, yang
diikuti adanya perubahan minsed dan mental di tubuh para pegawai, pemberian
pelayan yang lebih baik, serta reformasi birokrasi kepegawaian, terutama
terkait dengan UU No.23 tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah, Pemprov Kaltim
melalui Badan Kepagawaian Daerah (BKD) Prov Kaltim lakukan rapat koordinasi kepegawaian
(rakorpeg) di Ballrom Hotel Grand Senyiur Kota Balikpapan, Selasa 23/02/16.
Rapat Koordinasi ini dihadiri sekitar 400
orang lebih pegawai berbagai lembaga mulai dari kepala badan, kadis dan kepala kantor,
para kabid, kasubbid, kabag, kasubbag, kasi dan jabatan lainnya, dan dibuka
oleh Gubernur Kalimantan Timur DR.H.Awang
Faroek Ishak sekaligus pemberi arahan dalam rakor.
Rakor selain dihadiri oleh Gubernur Kaltim,
juga hadir Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PAN DR. Ir. Setiawan Wangsaatmaja,
Dipl,SE,M.Eng sekaligus menjadi nara sumber dalam rakor, serta Deputi Bidang
Pembinaan Manajemen Kepegawaaian BKN Yulina Setiawati, Kasubdit Administrasi
Pelayanan Pengolahan Data BKN, Plt Direktur Fasilitas Kelembagaan dan
Kepegawaaianj Perangkat Daerah Ditjen Otda Kemedagri, dan Sekda Prov Kaltim
DR.Ir.Rusmadi MS.
Para Peserta Rakorpeg Mendengarkan Arahan Gubernur Kaltim |
Dalam laporan Kepala BKD Provinsi Kaltim
HM.Yadi Robyan Noor,SE,MTP menyampaikan bahwa ada 4 (empat) materi utama yang
dibahas dalam rakor, yaitu peningkatan kinerja pegawai ASN dalam
rangka optimalisasi pelayanan public. Kemudian, pelaksanaan moratorium
penerimaan CPNS, Penilaian kinerja ASN Evaluasi dan tindaklanjut pelaksanaan
e-PUPNS, dan pengalihan personil PNS dari Kab/Kota ke Provinsi terkait dengan
pasca terbitnya UU No.23/tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Dalam kata sambutan Gubernur Kaltim
mengatakan, saya memberikan apresiasi kepada BKD yang berupaya melakukan rakor
yang akan mengangkat 4 (empat) materi penting untuk disampaikan dalam rakor
ini. Berdasarkan laporan panitia, tambah Awang Faroek Ishak, rakor ini juga
merupakan brainstorming untuk perumusan kebijakan kepegawaian guna meningkatkan
kinerja dan profesionalisme pelayanan public kepegawaian, ujarnya.
Awang Farok
menekankan, pemerintah daerah harus
mengubah minsed (pola pikir). Kita mesti secara konsisten meningkatkan
kesadaran penyelenggaraan dan pelayananan public yang semakin baik, baik secara
individu maupun organisasi, hingga akhirnya terbangun kepercayaan masyarakat.,
tandas Awang Faroek.
Awang Faroek Ishak lebih jauh mengatakan, tentu
dengan dilaksanakannya rakor ini, maka saya harapkan ke depan pelayanan publik
kepada masyarakat luas dan antar lembaga semakin baik, profesionalisme pegawai
yang semakin baik, kesadaran terhadap pelaksanaan fungsi pelayanan menjadi
prioritas dan dilaksanakan secara konsisten, paparnya.
Setidaknya, pada
Rakorpeg ini, telah menghantarkan banyak materi terkait reformasi birokrasi telah
disosialisasikan yakni antara tentang Sasaran
Kerja Pegawai (SKP), tentang modernisasi
data kepegawaian (e-PUPNS), tentang disiplin
dan peningkatan kinerja PNS
sebagaimana terdapat dalam UU No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN), dan masih banyak harapan yang menghendaki profesionalitas PNS berkembang
tanpa terindikasi melakukan tindakan melawan hukum, dan tidak korupsi, ujarnya.
Awang Faroek juga
mengatakan, untuk menyambut momentum
rakorpeg ini, saya menyampaikan imbauan kepada PNS Pemprov Kaltim untuk terus
berupaya meningkatkan disiplin dan kinerja dalam rangka menciptakan Kaltim sebagai Island
of integrity yakni
seluruh PNS di jajaran Pemprov Kaltim harus bekerja dengan disiplin tinggi,
kreatif, inovatif, bertanggung jawab, jujur dan tidak melakukan perbuatan
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), serta tidak melawan hukum dan lainnya yang
dapat merugikan diri sendiri maupun Negara, tandas Gubernur Awang Forouk menghimbau.
Dalam rangkaian
acara rakorpeg, sekaligus juga penyerahan SK Kenaikan Pangkat 49 orang PNS di
lingkungan Pemprov/Kab/Kota se-Kaltim dilaksanakan secara simbolis oleh
Gubernur. Selanjutnya, Awang Faroek mohon diri karena dirinya mau mengahdiri
Rakerda Dinas Pekerjaan Umum, bertempat di Hotel yang sama. (mangadar)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rapat Kordinasi Pengawas Ketenagakerjaan
Wilayah Kerja Balai K3 Samarinda Tahun 2016
DR.
Dewi Rahayu : Populasi rakyat Indonesi tahun 2020 peningkatan usia produktif
sebanyak
50-60 persen, berada pada usia 15-24 tahun.
Majalah
Borneo – Balai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Samarinda dibawah naungan Ditjen Bina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Kemenakertrans) adakan rapat kordinasi K3 di Ballroom Le Grendeur Hotel Balikpapan,
Kamis 18-20/02/16.Para Nara Sumer Saat Sedang Pembukaan Rapat Kordinasi |
Rapat kordinasi (rakordis) Balai K3 dengan para
Pegawai Pengawas Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan Wilayah Dinas Tenaga Kerja
Provinsi Se-Kalimantan ini dilaksanakan, untuk memperkuat sinergi dalam rangka
pengawasan ketenagakerjaan diseluruh perusahaan yang ada di masing-masing
Provinsi Kalimantan.
Rakor kordinasi yang bertajuk “Integritas Program
Kerja Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Samarinda dan Pengawas
Ketenagakerjaan Di Wilayah Kerja Balai K3 Samarinda” dibuka oleh Pejabat Dirjen
Bina K3 Kementerian Tenaga Kerja yakni Direktur Pembinaan K3 DR.Dewi Rahayu.
Dalam rapat kordinasi ini juga hadir Kepala Dinas
Tenaga Kerja Balikpapan Ir.Tirta Dewi sebagai tuan rumah pelaksanaan rapat kordinasi K3
pengawasan ketenagakerjaan, sekaligus membuka rapat kordinasi yang berlansung
di Hotel Le Grendeur Balikpapan.
Tirta Dewi dalam kata sambutannya mengatakan, atas
nama pemerintah Kota Balikpapan, kami mengucapkan selamat datang kepada
Direktur Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Direktorat Jenderal Bina K3
Kementerian Ketenagakerjaan-RI DR. Dewi Rahayu,
serta seluruh peserta pegawai pengawas ketenagakerjaan, profesi dinas
ketenagakerjaan, Kepala Balai K3
Samarinda, kepala UPTD Balai IV Banjarmasin atau Kota Pontianak maupun yang mewakili, katanya.
Tirta Dewi menambahkan, kami menyambut baik dan
menyampaikan apresiasi atas terlaksananya pertemuan ini dalam rangka sinergitas
program kerja ketenagakerjaan Balai K3 Samarinda. Kami juga menyampaikan terima
kasih kepada pemerintah pusat yang telah memilih dan mempercayakan Kota
Balikpapan menjadi tempat pelaksanaan kegiatan dimaksud. Karena ini berdampak baik
terhadap citra Kota Balikpapan yang bersih, aman dan nyaman di huni, tuturnya.
Tirta Dewi menginformasikan, Kota Balikpapan yang
luansnya kurang lebih 503 km persegi, didalamnya tumbuh berbagai sektor usaha
yang heterogen. Sekurang-kurangnya 3.000 perusahaan ada di Balikpapan, yang
mempekerjakan sebanyak 79.000 orang lebih tenaga kerja, namun hanya didukung oleh 7 (tujuh) orang tenaga
pengawas ketenagakerjaan. Hal ini tidak memadai dengan jumlah perusahaan yang harus diawasi.
Rahmat, SE Ketua Panitia Rakor K3 dari Balai K3 Kemterian Tenaga Kerja |
Direktur Pembinaan K3 Direktorat Jenderal Bina K3
DR.Dewi Rahayu mengutarakan, yang menjadi agenda prioritas
pemerintahan pembangunan ketenagakerjaan, juga kita mengacu pada
Nawa Kerja Ketenagakerjaan. Agenda prioritas itu ada 9 hal, yakni
: 1) Penguatan Perecanaan Tenaga Kerja
Nasional; 2) Percepatan Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja; 3) Percepatan
Sertifikasi Profesi; 4) Perluasan Kesempatan Kerja Formal; 5) Penguatan Wira
Usaha Produktif; 6) Penciptaan Hubungan Industrial
Yang Sehat dan Produktif; 7) Penegakan Hukum Ketenagakerjaan; 8) Peningkatan
Perlindungan Tenaga Kerja Migran; dan 9) Pelayanan Ketenagakerjaan Sederhana,
Transfaran dan Aktual,
beber DR.Dewi Rahayu di depan
para peserta rakor pengwasan ketenagakerjaan ini.
Menurut DR Dewi Rahayu, potensi ketenagakerjaan Indonesia secara
nasional ada 3 (tiga) yaitu bonus demografi;
globalisasi dan potensi
unggulan daerah.
Selain bonus demografi kita yang mendukung yaitu usia
produktif yang cukup banyak, potensi sumber daya alam kita memadai dan Indonesia
tingkat perkonomiannya dalam tingkat Asean cukup baik, paparnya.
Selanjutnya Direktur Pembinaan K3 Kementerian Tenaga
Kerja ini menjelaskan, populasi rakyat Indonesia pada tahun 2020 akan terjadi
peningkatan usia produktif, yaitu sebanyak 50-60 persen masyarakat Indonesia
berada pada usia 15-24 tahun. Inilah yang disebut bonus
demografi Indonesia.
Tambah Dewi Rahayu, sementrara di negara-negara maju
khususnya Eropa, Amerika Utara, Asia Timur dan Australia pada
tahun 2020 sebesar 50-60 persen masyarakatnya berada pada usia lanjut atau
non-produktif, paparnya. Oleh sebab itu, bonus
demografi ini apakah jadi peluang atau bencana, itu tergantung
pada kita. Kita
yang dimaksud dalam hal ini adalah pegawai ketenagakerjaan bagian daripada
pemerintah, tandasnya.
Kemudian, DR Dewi Rahayu ini lebih jauh mangatakan, globalisasi
itu adalah potensi. Sering kita menganggap bahwa globalisasi itu menjadi
permasalahan. Seperti berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), karena kita
mengaggap permasalahan maka sering kita mengatakan harus melakukan
antisisipasi. Sepertinya MEA ini ibarat barang yang menakutkan.
Padahal, sebenarnya kita sudah siap. Kenapa, karena jauh-jauh sebelumnya Kementerian
Tenaga Kerja sudah mempunyai Direktorat Jenderal Pembinaan, Pelatihan dan Produktivitas.
Jadi globalisasi itu sebenarnya pulang bagi kita karena kita memiliki
kompetensi, kita bisa mengambil semua pekerjaan kita tersebut.
Sebagian Para Peserta Rapat Kordinasi K3 Tampak Saat Pemaparan Materi Rapat Kordisai |
Kedua, meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional , sesuai dengan headline kita hari ini budaya K3 yaitu
mendorong produktifitas tenaga kerja
dalam rangka bersaing di dunia internasional, dengan memperkuat sinergitas para
pemangku K3 mendorong kepada yang lain.
Dari sembilan agenda prioritas pembangunan
ketenagakerjaan itu, kata Dewi Rahayu, poin 1 sampa 3 tersebut merupakan yang paling penting dalam menghadapi MEA maupun globalisasi. Jangan sampai kita
mengaku ahli, tetapi sertifikasi kompetensi tidak kita miliki. Dalam persaingan MEA dan Globalisasi itu,
jika kita memiliki sertifikasi kompetensi/keahlian, kita akan memperebutkan
persaingan itu.
Sedangkan yang menjadi permasalahan ketenagakerjaan
itu diinformasikan oleh DR. Dewi Rahayu, yaitu :1)
kemiskinan, 2) ketimpangan ekonomi dan middle income trap; 3) system jaminan
sosial nasional, 4) daya saing tenaga kerja; 5) pasar kerja dan penempatan
tenaga kerja; 6) hubungan industrial; 7) pengawasan dan perlindungan tenaga
kerja.
Lebih jauh lagi DR Dewi Rahayu menekankan,
setiap pekerjaan itu harus ada keahlian. Kemudian, apapun pekerjaan itu,
pekerjaan terendah sampai tertinggi semua memiliki risiko. Oleh sebab itu,
tenaga kerja itu harus dilindungi K3, sebagaimana poin 7 (tujuh) yang menjadi
permasalahan ketenagakerjaan, paparnya.
Rahmat, SE selaku ketua panitia rapat
kordinasi K3 dari Balai K3 ketika ditanyakan media ini mengutarakan, tujuan
dilaksanakannya rakor untuk mensinergikan antara pengawas tenaga kerja dengan Balai K3, ujarnya.
Lebih jauh Rahmat menjelaskan, dulunya
Balai K3 ini dibawah Sekjend. Saat ini Balai K3 dibawah Direktorat Pengawasan.
Dalam rangka pengujian lingkungan kerja antara Balai K3 dengan pengawasan bisa
sejalan, ada korelasi maka kami mengadakan rapat kordinasi ini, jelasnya.
Rahmat mengatakan, terlaksananya rapat kordinasi ini maka pihak
Balai K3 berharap terjadi sinergitas antara Balai K3 dengan Pengawasan yang
lebih baik, yang ditandai pelaksanaan K3 di perusahaan lebih diperhatikan,
betul-betul terlaksana, bukan hanya slogan, paparnya. (mangadar) __________________________________________________________________________
BPMPD Kaltim Akan ToT 2.000 Orang Aparat Desa
Dalam Meningkatkan Kapasitas Aparatur Perdesaan
Majalah Borneo - Rapat
Evaluasi mengenai kapasitas aparatur desa Provinsi Kaltim dilaksanakan oleh Badan
Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa (BPMPD) Kaltim di Balikpapan, 07-08
Desember 2015.
Ketua
panitia rapat evaluasi Dra.Triani Tisnadewi yang juga menjabat Kabid Pemerintahan
Desa BPMPD Kaltim ini mengatakan, rapat evaluasi ini dilakukan untuk
mengevaluasi kinerja tahun 2015 terkait dengan pelaksanaan “Training Of
Trainer” (ToT) oleh BPMPD Kaltim 2015 yang dananya dari dana dekonsentrasi
pusat ke daerah.
Triani
menyatakan, pada era pemerintahan sekarang, Kaltim sama dengan provinsi lain
mendapatkan dana pelatihan aparat desa, hanya besar dananya yang berbeda. Kaltim sendiri
tahun 2015 mendapat kucuran dana sebesar 7,1 miliar, dimana sumber dananya
berasal dari dana dekonsentrasi pusat yang dikucurkan oleh Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kementerian
Dalam Negeri ke daerah. Lebih jauh
Triani mengutarakan, sumberdana ini juga berasal dari bank dunia sehingga
pengawasan pelaksanaan kegiatan ini, selain pusat juga diawasi oleh pihak bank
dunia, papar Triani.
Panitia Dengan Sebagian Peserta Berfoto Bersama |
Triani
mengungkapkan, BPMPD Kaltim hingga saat
ini telah melatih aparatur perdesaan sebanyak 868 orang dari total aparat desa
dan perangkat perdesaan yang akan dilatih sebanyak 2000 (dua ribu) orang lebih. Kemudian, yang belum dilatih, akan kita latih pada tahun
depan dan itu sudah kita putuskan dalam rapat, ungkapnya.
Selanjutnya,
Triani mengutarakan, pelatihan yang pertama dilaksanakan oleh BPMPD di Kab Berau
sebanyak 320 orang. Kemudian pelatihan berikutnya di Samarinda. Pelatihan BPMPD
ini menurut Triani berbeda dengan pelatihan-pelatihan lain dengan pola
tersendiri, bentuknya paralel, dan setiap desa ada pengampu yiatu selaku guru pendamping
belajar bagi peserta pelatihan setiap desa tersebut, paparnya.
Triani
juga mengungkapkan, kita sebenarnya berharap selain kades/kepala kampung,
sekretaris dan bendahara desa yang dilatih, juga perangkat desa lainnya ikut
dilatih termasuk DPD, DPK dan lainnya, ungkap Triani.
Selanjutnya,
pihak BPMPD Kaltim berharap kepada pihak kabupaten yang mengirimkan peserta
yang akan dilatih menjadi trainer (pelatih) atau sebagai pengampu yang dipilih dari
lembaga, badan atau dinas di daerah supaya membuat komitmen dengan atasan
supaya dapat hadir sebagai pelatih
maupun pengampu saat dilakukan pelatihan aparat desa dan perangkat desa oleh
BPMPD pada tahun berikutnya. Karena menurut Triani, pada pelatihan bagi aparat
desa dan perangkat desa tahun 2015 ini banyak pengampu yang tidak bisa hadir,
ungkapnya.
Pihak
BPMD Kaltim berharap kepada pusat, kucuran dana desa dipercepat sehingga
pelaksanaan kegiatan pelatihan perangkat desa ini dapat dilaksanakan sekitar
awal tahun, paling tidak bulan maret maupun april sudah bisa dilaksanakan,
pintanya. (mangadar)
*****************************************************************